Kamis, 13 November 2014

Sedikit tentang Latihan Kepemimpinan 3 BEM KM Farmasi UGM

Kadang hujan membuatku seperti ini, terjebak di suatu tempat sendiri, dan membuatku berpikir apa saja yang tersaji di muka dan membawaku kepada suatu pemikiran yang mungkin tidak pernah terlintas sebelumnya. Pemikiran yang kali ini aku tuliskan bukanlah pemikiran baru, namun terpicu untuk ku tuliskan karena bertemu dua kader BEM tahun lalu.
Mereka berdua dulu merupakan generasi pertama Latihan Kepemimpinan 3 (LK3) BEM KM Farmasi UGM. Masih teringat jelas di benakku bagaimana proses kami, Pengurus Harian (PH) BEM KM Farmasi UGM tahun 2012, "memaksakan" entah bagaimana agenda ini harus terlaksana. Sudah dua periode BEM berlalu sejak agenda ini diwacanakan, namun tetap tidak terlaksana. Alasannya klasik : waktu.
Pada tulisan ini tidak perlu aku tulis bagaimana kami akhirnya berhasil mengadakannya waktu itu, terlepas dr segala kekurangan yang ada, aku cukup lega bahwa anak-anak ini, peserta LK3 generasi pertama ini, memutuskan untuk mengadakannya lagi tahun berikutnya.
Pada kedua kalinya LK3 ini terselenggara, aku hanya ikut berpartisipasi di ranah transfer konsep. Apa grand designnya, apa yang ingin dicapai, waktu itu aku dan SC LK3 tahun 2012 dipanggil Muti sbg Kepala Biro PSDM tahun 2013 untuk menjelaskan itu semua. Wajar, karena memang transfer konsep ini tidak terjadi ketika hari H. Alasannya klasik : waktu. Maka kali ini aku akan mencoba menyampaikannya dalam bentuk tulisan yang Inshaa Allah, tidak lekang oleh waktu. :)
Tahun 2014 adalah kali ketiga LK3 ini terselenggara. Aku tidak pernah ditanya apapun terkait konsep atau grand design LK3 ini. Aku menduga bahwa PH tahun ini sudah cukup mengerti bagaimana grand design LK3 sehingga tidak perlu kembali mengecek kepada ku yang sudah terlalu tua untuk ukuran kaderisasi kampus. Namun ketika aku diundang untuk turut berpartisipasi sebagai pemandu diskusi, cukup bagiku untuk mengerti bahwa ada yang sedikit berbelok di sini. Bahkan mungkin sejak tahun lalu. :)
Hanya berbelok sedikit, bukan salah kaprah. Karena itulah aku mencoba meluruskan, meskipun aku tetap memberikan kebebasan bagi kalian, generasi setelahku, yang mungkin punya pertimbangan lain atas sedikit penjelasanku ini. Sah-sah saja, karena BEM merupakan organisasi yang sangat dinamis. Setiap tahunnya kebijakan, program, aturan bisa saja berganti menyesuaikan aktor dan aktris yang menjadi tokohnya.
Oke, kembali lagi ke tujuan. Hehe.
Yang sedikit berbelok di sini nampaknya adalah konsep dasar pemikiran tujuan LK3 ini terselenggara. Konsep dasar tujuan LK3 ini adalah untuk membentuk kader penggerak BEM KM Farmasi UGM. Bukan mempersiapkan calon Pengurus Harian. Pengurus Harian BEM adalah hak Ketua BEM terpilih, untuk menentukan siapa saja yang akan membantunya dalam menjalankan BEM setahun ke depan. Hak ini tentu saja bisa menjadi sangat subjektif. Ketua BEM yang baik memang sepatutnya mendengarkan saran dari pendahulunya. Tapi bukan berarti dia tidak baik jika ingin menjalankan keputusannya sendiri. Namun ketua BEM tetap membutuhkan orang-orang yang siap bergerak aktif bersamanya. Walaupun di lapisan kedua setelah PH. Maka LK3 ini hadir untuk menyediakan kader penggerak, yang siap menggerakkan BEM dari posisi manapun. Tidak terbatas nama posisi dan jabatan.
Kader penggerak jebolan LK3 ini adalah harapan BEM di masa berikutnya. Ide segar dan kontribusi aktifnya di nanti. Atas dasar ini juga, LK3 bukanlah ajang penjelasan alasan atau pertimbangan dibalik kebijakan-kebijakan yang sudah terjadi. Mereka harus belajar dari masa lalu, iya. Tapi bukan saat LK3 ini tempatnya. Pada saat mereka LK3 sudah waktunya mereka diberikan kesempatan untuk menentukan apa langkah yang akan mereka ambil dalam menghadapi permasalahan yang sudah ada tahun ini. Dan yang mungkin juga akan terjadi di masa yang akan datang. Karena tahun berikutnya, mereka lah yang memegang peran. Sehingga diharapkan setelah LK3 ini selesai, ketika mereka menghadapi masalah yang sama, yang muncul dibenak mereka bukanlah, "Tahun lalu memang seperti ini kok, kan karena kondisinya begini begitu jadi yaa memang ini sudah yang terbaik yang terjadi.". Tidak. Kader penggerak diharapkan mampu memunculkan solusi lain, atau setidaknya tekad yang lebih dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Setelah berusaha maksimal menghadapi keadaan barulah kita belajar. Bukan saat menerima keadaan tanpa melakukan apa-apa.
Dua hal mendasar ini yang sedikit berbelok nampaknya. Bahwa LK3 adalah agenda untuk mencetak kader penggerak yang siap menggerakkan dari berbagai posisi. Bahwa LK3 adalah ajang untuk mereka bertumbuh dan belajar membuat solusi, bukan untuk kita yang sudah lebih dulu merasakan bertumbuh dan tengah menerima pelajaran dari kondisi.
Terlepas dari kedua hal tersebut, LK3 tahun ini sudah jauh lebih matang dalam hal teknis acara. Aku harap apa yang sudah membaik akan terus dipertahankan. Yang masih dirasa kurang, tidak boleh ada kata ragu untuk mencoba memperbaiki. Selama otak dan nurani terbuka untuk selalu belajar, maka tidak ada kata berhenti untuk sebuah perubahan.
Yogyakarta, 13 November 2014
Sekar Tyas Hutami,
Mantan Kepala Biro PSDM BEM KM Farmasi 2012
Kabinet Inklusif Aspiratif